Thursday, September 5, 2013

Mendadak Mudik 3 : Belajar Tegar ala Yu Parni

yu parni dan kedua buah hati


Rabu 7 Agustus 2013.

Nyak, Raya dan Sha diantar Eyang Danis ke rumah Bude Parni. Ini pertama kalinya Sha naik motor. Hehehe. Asik ya Sha?

Bude Parni adalah teman masa kecil Nyak. Beliau biasa disapa dengan sebutan "Yu Parni". Dulu, waktu Nyak masih SD, tiap libur sekolah, Nyak ke Tangkisan, Klaten. Liburan di rumah kakek dan nenek Nyak, Mbah Kakung Soegijo Martosoedarmo dan Mbah Uti Kartini Darmosoemarto.

Yu Parni tinggal tak jauh dari Rumah Keluarga Besar kami. Dia adalah putri sulung dari Simbok yang sering membantu memasak di rumah. Sejak kecil, Nyak sudah biasa main dengan Yu Parni dan 2 adiknya yang lain : Yuni+Sarwanto.

Usia Yu Parni lebih tua beberapa tahun dari Nyak. Dia seperti Kakak yang menemani dan menjaga selama Nyak bermain di sawah atau sungai. Setelah dewasa Yu Parni pindah ke Batam, menikah dan menetap di sana. Dia dikaruniai 2 putra, Yunus+Aat.

Sejak kondisi kesehatannya menurun, Yu Parni meninggalkan Batam dan kembali ke Tangkisan Klaten, tinggal bersama Simbok. Selama beberapa tahun belakangan ini glukoma menyerang mata Yu Parni. Bulan lalu, dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan salah satu kornea matanya. Yu Parni buta. Sedih sekali membayangkannya.

Tapi ketika Nyak datang ke rumah Yu Parni dan bertemu langsung dengannya, Yu Parni tetap perempuan tegar yang hangat, ramah, ceria dan ceriwis seperti dulu. Dia kehilangan matanya tapi tidak pernah kehilangan semangatnya...apalagi hatinya.

Menurut Eyang Danis, setelah menjual rumahnya di Batam dan kembali ke Tangkisan, Yu Parni membawa oleh-oleh yang sangat banyak untuk dibagikan ke orang 1 desa !
Yu Parni juga ikut aktif di berbagai kegiatan PKK di Desa Tangkisan, bahkan ikut piknik bersama Ibu-Ibu lainnya walau sudah tidak bisa melihat dan harus digandeng Eyang Danis saat berjalan.

Yu Parni cerita bahwa glukoma ini berawal dari pankreasnya yang rusak sejak dia SMU akibat sering mengkonsumsi jamu pahit. Yu Parni tidak pernah menyesali yang terjadi padanya. Dia menjalani proses operasi yang merenggut matanya dengan ketabahan yang luar biasa.

Kata Eyang Nugroho dan Eyang Fina, adik Eyang Uti yang menunggui operasinya, saat orang lain prihatin dan sedih melihat kondisinya menjelang operasi, Yu Parni justru ngobrol dan bercanda terus sampai masuk ke ruang operasi

Yu Parni cerita bahwa dia sudah ikut terapi untuk orang tuna netra. Dia berlatih berjalan menggunakan tongkat dan nanti akan belajar membaca huruf braille.
"Nanti saya juga mau belajar baca Qur'an pakai huruf braille. Saya juga sudah diajari pakai komputer khusus tuna netra. Rencananya saya mau cari HP khusus tuna netra. Kalau pakai HP itu tetap bisa facebook dan twitter..."

Wow ! 1 kata buat Yu Parni : Hebat !

No comments:

Post a Comment