Jumat 9 Agustus 2013.
Sehari setelah lebaran, kami harus tour de l'hospitale. Dengan mobil Eyang Aning, kami bawa Baby Sha berobat ke RS Panti Rapih, salah satu RS terbesar di Jogja. Baby Sha kemungkinan mengalami diare persisten. Sebelumnya Sha sudah diperiksa Eyang Aji, adik Eyang Uti yang berprofesi sebagai dokter dan menjadi kepala salah satu RS di Wonosari. Oleh Eyang Aji, kami disarankan membawa Sha ke dokter spesialis anak di Jogja.
Sejak sebelum berangkat mudik, Sha memang sudah diare, ditambah perjalanan panjang Bekasi-Jogja-Klaten yang berpengaruh pada daya tahan fisiknya. Lalu menurut Eyang Aji ada kemungkinan Sha tidak cocok dengan klorin air selama di Klaten. Menurut Dokter Agnes dari RS Panti Rapih, Sha juga kena virus.
Kalau membayangkan bahwa Sha akan terkulai lemas dan kurus kering karena diare lebih dari seminggu, anda salah ! Hahaha. Dokternya juga takjub...Sha tidak dehidrasi. Badannya tidak panas. Suhunya normal. Nafsu makannya bagus. Sha tetap makan banyak. Maunya sih makan macam-macam sampai kita yang harus stop karena tidak semua makanan cocok untuk balita seperti dia.
Sha tetap super ceria+ceriwis. Kelakuannya tetap bikin jantung berdetak lebih kencang+lutut lemas : Lari sana sini, lompat-lompat, manjat-manjat, main petak umpet dengan Raya tengah malam, nyanyi Indonesia Raya atau Garuda Pancasila dengan lantang pukul 2 dini hari, dan hampir tiap hari "sholawatan" dengan Eyang Aning. Hahaha.
Pulang dari RS Panti Rapih, kami sowan ke rumah Eyang Tuk+Eyang Fina. Eyang Tuk alias Eyang Nugroho adalah adik Uti juga, beliau nomor 6 dari 13 bersaudara. Alhamdulillah Eyang Fina, istri Eyang Tuk, belum lama ini menyelesaikan amanah sebagai Purek 1 (Pembantu Rektor 1) di Universitas Negeri Yogyakarta. Bu Profesor harus terbang ke Turki besok dalam rangka tugas. Eyang Tuk setia menemani istrinya tercinta.
Senang sekali melihat kekompakan Eyang Tuk dan Eyang Fina. Kemana-mana selalu berdua. Ke belahan bumi mana saja selalu bersama. Waktu tugas ke Jepang, Australia, Korea Selatan, Eropa sampai Amerika Latin, mereka selalu mesra berdua.
Eyang Tuk dan Eyang Fina mendirikan perusahaan dan pabrik jamu An Nuur sejak belasan tahun lalu. An Nuur memadukan ilmu farmasi dengan bahan-bahan alami. Jangan membayangkan jamu An Nuur rasanya pahit dan berbau tak sedap seperti jamu pada umumnya. Jamu An Nuur ada yang berbentuk instan siap seduh dan memiliki rasa yang enak serta bau yang sedap. Rasta Raya Sha saja suka minum jamunya.
Tiap anak-anak batuk atau flu, Nyak berikan OB dan Secang produksi An Nuur. OB adalah ramuan jamu sebagai obat batuk yang rasanya enak. Untuk Sha yang sedang diare dan kemungkinan disebabkan oleh virus, Eyang Fina menyarankan minum VR salah satu produk An Nuur berupa ramuan jamu anti virus. Semuanya dalam bentuk bubuk instan siap seduh yang rasanya lezat.
Salah satu produk andalan An Nuur adalah Kunyit Putih sebagai anti kanker. Untuk menjaga kesehatan, Nyak dan Eyang Uti biasa minum Kunyit Putih An Nuur terutama saat menstruasi karena mengandung anti inflamasi atau peradangan dan memperlancar haid serta mengurangi PMS. Eyang Uti juga rajin mengkonsumsi Atherominur, ramuan jamu An Nuur untuk menurunkan kadar kolestrol
Kalau asam uratnya kambuh, Eyang Uti minum Daun Kepel. Saat mulai ada gejala rematik, cepat-cepat Eyang Uti menyeduh Jahe Merah. Semua dari An Nuur. Masih banyak lagi produk An Nuur lainnya yang alami, menyehatkan, rasanya enak dan bebas dari zat kimia berbahaya.




No comments:
Post a Comment